Kesetaraan dalam Hiburan: Menciptakan Pengalaman TV yang Inklusif Dengan Relumino Mode

21/05/2023
Share open/close
URL tersalin.

"Menonton TV sebenarnya merupakan pengisi waktu utama bagi orang dengan gangguan penglihatan. Ini adalah aktivitas yang dapat dinikmati dengan aman dan nyaman di rumah mereka."
- Kyungah Park, M.D. (Department of Ophthalmology, Samsung Medical Center)

Samsung Electronics yakin pada kemampuan teknologi untuk menciptakan dunia yang lebih inklusif. Dalam hal desain, aksesibilitas harus menjadi prioritas utama untuk memastikan bahwa semua orang, terlepas dari kemampuan mereka, dapat sepenuhnya menikmati manfaat inovasi modern. Televisi tradisional dapat menjadi tantangan ketika mengakses dan memahami konten visual. Namun, melalui penggunaan fitur bantuan visual, Samsung membantu menjembatani kesenjangan tersebut dan memberikan pengalaman menonton yang imersif dan menyenangkan bagi semua orang.

 

Relumino Mode, mode menonton pada TV Samsung tertentu, dirancang untuk meningkatkan kapabilitas visual bagi mereka yang memiliki low vision, sehingga memungkinkan siapa pun untuk lebih menikmati konten, film, dan dokumenter favorit mereka yang belum pernah ada sebelumnya. Dengan menyoroti bagian spesifik dari video – seperti kontras, warna, dan ketajaman – fitur ini membuat mengenali konten di layar TV lebih mudah dari sebelumnya.

 

Untuk menjelaskan lebih lanjut tentang teknologi inklusif yang inovatif ini, berikut diskusi bersama Dr. Kyungah Park dan Jason (Jaeseong) Park dari Visual Display Business, Samsung Electronics, tentang segala hal mulai dari pengembangan hingga uji coba klinis.

 

Screen for All – Termasuk Penyandang Gangguan Penglihatan

Relumino, dari bahasa Latin, berarti “mengembalikan cahaya”. Idenya adalah untuk mengembalikan penglihatan sebanyak mungkin kepada orang-orang dengan gangguan penglihatan. Awal tahun ini di CES, Samsung memperkenalkan Relumino Mode pada TV Samsung tertentu. Ini mengikuti perangkat “Relumino Glass” dan software pengolah gambar “Relumino App” di smartphone yang masing-masing ditampilkan di CES pada tahun 2017 dan 2018. Sebelumnya, Relumino diciptakan dalam “C-Lab (Creative Lab),” venture program besutan Samsung Electronics. Sejak saat itu, Relumino telah berkembang dan berekspansi.

 

▲ Relumino Glass (kiri) dan Relumino Mode untuk Samsung TV (kanan)

 

“Selama beberapa tahun, ‘Screens for All’ telah menjadi salah satu moto inti kami. Kami berupaya untuk lebih meningkatkan aksesibilitas TV dan menghadirkan inklusi,” ujar Jason Park, yang merancang produk dan layanan untuk Visual Display Business. “Penyandang low vision masih menjadi demografi utama yang membutuhkan pengalaman menonton TV yang lebih baik.”

 

Inovasi yang Didasarkan pada Perspektif Pengguna

Untuk mengembangkan Relumino Mode, para perencana dan insinyur bertemu dengan sejumlah penasihat yang memiliki gangguan penglihatan untuk memahami keinginan dan kebutuhan mereka.

 

▲ Jason Park, Visual Display Business, Samsung Electronics

 

“Ada sebuah pengalaman awal yang benar-benar mengubah cara pandang saya,” ujar Jason. “Ketika pertama kali bertemu dengan seorang penasihat untuk Relumino Mode, saya memintanya untuk ‘Silakan datang ke sini dan duduk’ dan dia menjawab, ‘Di mana di sini? Saya disadarkan dengan keras dan jelas pada saat itu. Saya merasa sangat malu.” Saat itulah Jason menyadari bahwa mereka sedang menjelajahi teritori yang sama sekali baru dan harus terlebih dahulu memahami cara konsumen mereka melihat dunia.

 

▲ Sebagai bagian dari upaya untuk memahami pelanggan dengan gangguan penglihatan, teknisi Samsung menggunakan kacamata khusus untuk mensimulasikan penglihatan kabur

 

Terlepas dari pengalaman kolektif selama puluhan tahun dalam menyempurnakan kualitas gambar TV, proyek khusus ini menghadirkan tantangan unik yang belum pernah dihadapi oleh para insinyur sebelumnya. Biasanya, keahlian mereka terletak pada kemampuan mengidentifikasi ketidaksempurnaan sekecil apa pun pada layar, tetapi sekarang, mereka harus memahami, bagaimana rasanya sebagai pengguna yang memiliki gangguan penglihatan. Selain berkonsultasi dengan para penasihat, para insinyur menggunakan kacamata khusus yang mensimulasikan penglihatan buram (blurry vision), yang berfungsi sebagai titik awal eksplorasi mereka. Melalui proses mengumpulkan ide, melakukan uji coba dan belajar dari kesalahan, mereka akhirnya mengembangkan solusi yang dapat dianggap sebagai mode menonton yang benar-benar efektif.

 

Uji Klinis dan Umpan Balik Langsung

Setelah penelitian dan pengembangan awal, muncullah uji coba dalam skala yang lebih besar. Di sinilah Samsung Electronics memutuskan untuk berkolaborasi dengan Samsung Medical Center, salah satu fasilitas medis terlengkap di Korea Selatan.

 

▲Dr. Kyungah Park, Department of Ophthalmology, Samsung Medical Center

 

“Uji klinis yang menargetkan orang tanpa disabilitas sangat populer dan merekrut subjek untuk proyek-proyek ini relatif mudah. Beberapa bahkan ingin bergabung sebelum kami meminta,” kata Dr. Park. “Namun, tidak demikian halnya dengan studi Relumino. Orang yang memenuhi kriteria jauh lebih terbatas karena kami lebih ketat dalam persyaratan – kami menargetkan orang-orang yang memiliki penglihatan lebih rendah dari kriteria gangguan penglihatan WHO.”

 

Namun, orang-orang yang dihubungi Samsung menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap proyek ini. “Banyak yang bergabung dalam uji coba sangat bersemangat dan tidak keberatan melakukan perjalanan jauh untuk penelitian ini. Berkat dukungan dan dorongan mereka, kami dapat melaksanakan penelitian ini,” tambah Dr. Park.

 

Empat Samsung QLED TV 55 inci digunakan dalam pengujian. Satu TV menampilkan gambar kontrol tanpa penyempurnaan gambar sama sekali. Tiga TV lainnya menampilkan konten yang sama dengan Relumino Mode pada tingkat tinggi, sedang, dan rendah. TV dipasang pada jarak satu meter dari satu sama lain di dinding ruangan dengan jumlah cahaya tertentu.

 

Tes ini terdiri atas dua kali pengujian, dengan evaluasi objektif dan subjektif. Tes sensitivitas kontras bersertifikat digunakan untuk evaluasi objektif. Untuk evaluasi subjektif, para peserta diminta untuk memeriksa satu set delapan gambar statis dan dua video pada masing-masing layar. Tingkat kepuasan mereka diukur pada skala 0 hingga 10. Berdasarkan hasil tersebut, para peneliti melakukan wawancara tambahan untuk menyesuaikan tingkat perbaikan gambar saat itu juga.

 

▲ Simulasi kacamata dengan penglihatan buram tentang seperti apa tampilan Relumino Mode bagi para penyandang gangguan penglihatan

 

Relumino Mode diterima dengan baik oleh kelompok tersebut. Salah satu peserta sangat memuji teknologi ini, dengan mengatakan, “Saya sangat senang dapat melihat bola dalam pertandingan sepak bola di layar. Agak frustasi jika Anda tidak dapat melihat bola karena memiliki low vision, seperti yang dapat Anda bayangkan. Relumino Mode membantu saya melihat bola dengan jelas.”

 

“Tanggapan subjek mengindikasikan hasil subjektif Relumino Mode, sedangkan pengujian sensitivitas kontras menunjukkan hasil objektifnya. Kedua faktor ini, jika digabungkan, memungkinkan kami menemukan pengaturan optimal untuk gambar yang cemerlang di TV,” kata Jason.

 

Screens for All, Kini dan di Masa Depan

“Meskipun proyek [Relumino Mode] berfokus pada orang dengan gangguan penglihatan yang relatif parah, banyak orang dengan gejala yang sedikit lebih ringan masih membutuhkan bantuan. Saya ingin mengembangkan proyek untuk mereka,” jelas Dr. Park.

 

Jason sependapat, “Samsung akan terus memajukan teknologi dalam jangka panjang untuk memberikan kualitas gambar yang dipersonalisasi bagi orang-orang dengan gangguan penglihatan dan memungkinkan mereka menikmati TV dengan nyaman.”

 

Samsung terus berkomitmen terhadap aksesibilitas dan berusaha untuk memanfaatkan teknologinya agar lebih banyak orang dapat melakukan apa yang mereka sukai.

Produk > TV & Audio

Untuk hal-hal terkait layanan konsumen, silakan kunjungi samsung.com/id/support.
Untuk informasi media, silakan hubungi seins.com@samsung.com.

Lihat cerita terbaru mengenai Samsung

Buka
TOP