[Interview] Steve McCurry x Samsung Art Store: Jelajahi Dunia Melalui Lensa

12/04/2024
Share open/close
URL tersalin.

Steve McCurry dari perkumpulan fotografi internasional Magnum Photos, fotografer di balik foto “Afghan Girl” yang ikonik, telah berperan penting dalam fotografi kontemporer selama lebih dari empat dekade. Melalui lensanya, McCurry telah mendokumentasikan berbagai konflik dunia, budaya yang memudar, tradisi kuno, dan masyarakat modern secara ekspresif dan personal. Dari riuhnya jalanan di India hingga zona perang aktif di Afghanistan, foto-foto McCurry selalu lebih dari sekadar gambar – foto-foto ini merupakan jendela untuk melihat pengalaman manusia.

 

Magnum Photos

 

Magnum Photos adalah perkumpulan wartawan foto yang terkenal di dunia. Berlokasi di New York, London, Paris dan Tokyo, para fotografer ini menyediakan foto-foto untuk media, penerbit, pengiklan, televisi, galeri dan museum di seluruh dunia. Galeri fotografi Magnum merupakan arsip karya-karya baru yang terus diperbarui setiap hari dari seluruh dunia.

 

 

▲ Steve McCurry

 

 

Menemukan Universalitas Melalui Lensa Kamera

T: Apakah Anda memiliki momen atau pengalaman penting yang mempengaruhi pendekatan terhadap pekerjaan Anda sebagai seorang fotografer?

 

Saya selalu ingin berkelana dan menguji kemampuan saya. Setelah lulus dari Pennsylvania State University dan bekerja di sebuah surat kabar selama dua tahun, saya membeli tiket satu arah ke India dengan tabungan saya. Saya menghabiskan waktu selama dua tahun berkelana di seluruh India dan Nepal, memotret untuk berbagai majalah.

 

Pada musim semi tahun 1979, saya menginap di sebuah hotel kecil di Chitral, Pakistan – di mana saya bertemu dengan beberapa pengungsi Afghan dari Nuristan yang menceritakan bahwa banyak desa di daerah mereka telah dihancurkan. Saya memberitahu mereka bahwa saya adalah seorang fotografer, dan mereka mendesak saya untuk datang dan memotret perang tersebut. Saya belum pernah memotret daerah konflik sebelumnya dan bingung harus bersikap bagaimana.

 

Setelah beberapa hari, saya menyusuri pegunungan menuju Afghanistan bersama mereka dan menghabiskan waktu hampir tiga minggu untuk memotret kehidupan di sana. Saya tercengang melihat begitu banyak desa yang hampir hancur dan ditinggalkan. Semua jalan diblokir atau berada di bawah kendali pemerintah, jadi kami harus berjalan kaki ke mana-mana. Pada waktu itu, saya bertemu dengan beberapa orang yang menjadi akrab dengan saya.

 

Saya tersentuh oleh budaya dan keindahan negara ini. Cara hidup yang berbeda tanpa kenyamanan modern, dan saya tertarik pada kesederhanaan gaya hidup tersebut. Semuanya serba sederhana – dan hal itu yang membuat saya berkali-kali kembali ke Afghanistan.

 

T: Anda terkenal karena berhasil menggambarkan emosi yang natural dan momen yang intim. Bagaimana cara Anda mengambil kepercayaan subyek Anda, terutama di tempat-tempat dengan keragaman budaya?

 

Menurut pengalaman saya, kebanyakan orang dapat didekati. Ketika Anda menjelaskan tujuan Anda dan bagaimana Anda bisa melibatkan mereka, mereka akan terbuka dan mengizinkan Anda untuk memotret mereka.

 

Foto-foto saya adalah cara saya mengamati dunia dan lingkungan sekitar. Bagi saya, tujuannya adalah untuk menemukan semacam universalitas di antara orang-orang dalam berbagai macam kondisi. Jika saya berhasil, karya seni saya bisa dipahami secara universal oleh siapa pun yang pernah mengalami kondisi kehidupan manusia, tanpa memandang keadaan masing-masing.

 

T: Dari semua foto Anda, apakah ada yang menjadi favorit Anda?

 

Saya mengambil salah satu foto favorit saya ketika saya berada di kawasan tua di Rajasthan, India. Seluruh kota dicat dengan warna biru yang indah. Saya menemukan sebuah sudut dan mendapati cap tangan anak-anak di sebuah tembok, yang mereka buat pada sebuah festival. Saya berpikir, “Pasti akan jadi foto yang sangat bagus jika saya bisa memotret orang-orang berjalan melewati sudut itu.” Setelah berdiri selama sekitar dua jam, seorang anak laki-laki berlari melewatinya, dan saya menangkap momen tersebut. Saat itu – dan sampai sekarang – saya sangat menyukai foto hasilnya.

 

▲ “Boy Playing,” Jodhpur, India (2007)

 

 

Dari Lensa ke Ruang Keluarga

T: Bagaimana reaksi para pengguna terhadap karya Anda di The Frame tahun ini?

 

Tanggapannya sangat luar biasa. Para pengguna sangat senang memiliki beragam karya seni yang tersedia di The Frame untuk menghidupkan interior rumah mereka.

 

The Frame membantu pengguna untuk menemukan dan mengapresiasi seniman baru dan karya seninya. Menarik melihat karya saya bersanding dengan mahakarya klasik dari Van Gogh dan da Vinci, serta karya-karya seniman lainnya yang sedang naik daun.

 

T: Apakah memamerkan karya seni Anda di The Frame berbeda dengan memamerkan karya seni Anda di museum dan galeri?

 

The Frame memungkinkan pengguna untuk mengubah televisi mereka menjadi pameran seni yang dinamis. Mereka dapat memamerkan gambar di rumah mereka yang mungkin tidak dapat mereka lihat secara langsung di museum. Meskipun tidak ada yang bisa mengalahkan sensasi melihat karya seni secara langsung, The Frame adalah cara bagus untuk menikmati karya seni di rumah Anda sendiri.

 

T: Karya apa yang Anda rekomendasikan untuk dipajang di The Frame?

 

Selama berabad-abad di Tibet, bendera doa yang dihiasi dengan tulisan suci dikibarkan dengan keyakinan bahwa niat baik dan welas asih akan disebarkan kepada semua makhluk hidup seiring dengan hembusan angin yang melewatinya.

 

▲ “Prayer Flags,” Tibet (2005)

 

Saya menghabiskan waktu selama dua minggu dengan para penjual bunga saat mereka menjajakan dagangan mereka di sepanjang tepi Danau Dal di Kashmir, India. Kegiatan membeli dan memberi hadiah bunga tertanam kuat dalam tradisi wilayah ini dan merupakan bagian integral dari estetika dan ekonomi. Shikari[1] mereka yang dipenuhi dengan bunga-bunga yang bermekaran, menyuguhkan ketenangan yang mendalam dan memberikan kontras yang sangat menyenangkan dibandingkan dengan hiruk pikuknya kota di sekitarnya.

 

▲ “Dal Lake,” Srinagar, Kashmir (1999)

 

▲ “Boat in India,” Srinagar, Kashmir (1999)

 

 

Fotografi di Era Digital

T: Mohon jelaskan, apakah dan bagaimana teknologi telah mengubah cara kerja Anda selama ini?

 

Sebagian besar karier saya bekerja secara eksklusif dengan film, tetapi saya telah sepenuhnya menerima teknologi digital akhir-akhir ini. Meskipun hal ini tidak mengubah cara saya melihat karya saya atau cara saya memotret, namun teknologi jelas telah mengubah prosesnya – membuat saya bisa bekerja dalam kondisi cahaya yang jauh lebih redup dan situasi yang lebih kompleks dibanding di masa lalu. Meskipun demikian, kenyataan yang sama berlaku untuk gambar apa pun, terlepas dari teknik yang digunakan untuk menghasilkannya. Ada ketidakkekalan pada semua hal dan nostalgia tentang hal-hal di masa lalu – tetapi saya lebih suka melihat ke masa depan.

 

T: Bagaimana perbandingan format digital The Frame dibandingkan dengan platform lain di mana Anda pernah menampilkan karya Anda, seperti galeri, museum, atau bahkan sampul majalah?

 

Setiap media memiliki kelebihannya masing-masing. Seni digital hampir bersifat permanen, dan paparan panas dan cahaya tidak mempengaruhi warna – tetapi pemilihan media merupakan preferensi pribadi. Banyak museum yang melengkapi pameran mereka dengan presentasi multi-media, dengan menggabungkan format yang berbeda. Akan sangat menarik untuk melihat apa yang akan terjadi di masa depan karena teknologi terus berkembang setiap hari.

 

The Frame adalah cara yang luar biasa untuk melihat foto-foto dalam suasana rumah yang lebih intim. Saya ingat pernah turun dari pesawat kemudian melihat salah satu karya foto saya di layar besar di Bandara JFK di New York. Rasanya seperti tidak nyata melihat karya saya dinikmati oleh ribuan orang yang melewati terminal. Demikian pula, The Frame memungkinkan orang untuk melihat karya seni dengan lebih nyaman – menambahkan dimensi baru pada pengalaman tersebut.

 

T: Di era digital ini, di mana sebagian besar orang menggunakan ponsel mereka sebagai kamera, bagaimana Anda melihat perkembangan peran fotografer profesional?

 

Media, platform atau teknologi – baik itu Instagram, digital atau film – tidaklah penting. Fotografi yang sukses haruslah tentang bercerita dan menjadi kreatif, memiliki interpretasi dan pemikiran Anda sendiri untuk mengatakan apa yang penting bagi Anda dan menyampaikan emosi tersebut melalui foto-foto Anda.

 

T: Apa rencana Anda selanjutnya di tahun mendatang?

 

Dalam waktu dekat saya akan melakukan perjalanan ke Antartika serta menulis sebuah buku cerita pendek.

 

Kunjungi Samsung Art Store di The Frame untuk melihat lebih banyak karya Steve McCurry.

 

[1] (Di Kashmir) Sebuah rumah perahu yang ringan dengan dasar yang datar.

 

 

Produk > TV & Audio

Download

  • Art-Store-Steve-McCurry_main1.jpg

  • Art-Store-Steve-McCurry_main2.jpg

  • Art-Store-Steve-McCurry_main3.jpg

  • Art-Store-Steve-McCurry_main4.jpg

  • Art-Store-Steve-McCurry_main5.jpg

Untuk hal-hal terkait layanan konsumen, silakan kunjungi samsung.com/id/support.
Untuk informasi media, silakan hubungi seins.com@samsung.com.

Lihat cerita terbaru mengenai Samsung

Buka
TOP