Cara Galaxy AI Mengatasi Perbedaan Multikultural dan Multibahasa
Samsung Research di Brazil merupakan bagian dari rangkaian tentang orang-orang dan inovasi di balik demokratisasi mobile AI
Sembari Samsung terus memelopori pengalaman mobile AI premium, kami mengunjungi lokasi Samsung Research di seluruh dunia untuk mempelajari bagaimana Galaxy AI membantu lebih banyak pengguna untuk memaksimalkan potensi mereka. Galaxy AI kini mendukung 16 bahasa, sehingga lebih banyak orang yang dapat memperluas kemampuan bahasa mereka, bahkan saat offline, berkat penerjemahan on-device dalam fitur-fitur seperti Live Translate, Interpreter, Note Assist, dan Browsing Assist. Namun, apa saja yang terlibat dalam pengembangan bahasa AI? Sebelum ini, kami mengunjungi China untuk mempelajari pentingnya bermitra dengan para pemimpin lainnya di bidang AI. Kali ini, kami ke Brazil untuk mengeksplorasi bagaimana para anggota tim bekerja lintas budaya dan batas negara untuk menghadirkan Galaxy AI kepada lebih banyak orang.
Sebagai negara yang beragam dengan lebih dari 203 juta penduduk yang memiliki beragam budaya dan tradisi, Brazil menggunakan bahasa Portugis sebagai bahasa resminya. Sementara itu, 22 negara tetangganya menggunakan bahasa Spanyol Amerika Latin.
Meskipun bahasa Portugis Brazil dan Spanyol Amerika Latin digunakan secara luas, detail variasi dalam kedua bahasa tersebut menjadi tantangan tersendiri saat mengajari Galaxy AI untuk mengidentifikasi dan memilah perbedaan regional. Itulah sebabnya Samsung R&D Institute Brazil (SRBR) berkolaborasi dengan para ahli Samsung dari Meksiko – serta mitra pihak ketiga seperti institut sains dan teknologi SiDi dan Sidia – untuk membentuk tim multidisiplin dan berketerampilan tinggi yang dapat menangani tantangan tersebut.
Hambatan yang Lebih Rendah, Pemahaman yang Lebih Tinggi
Para anggota tim menggunakan ribuan sumber serta kombinasi pembelajaran mesin dan alat pemrosesan bahasa untuk meningkatkan kemampuan model AI dalam mengenali ucapan, teks tertulis, dan variasi bahasa daerah. Namun, jargon lokal dan nama-nama tokoh terkenal – termasuk tim olahraga, selebriti, dan band – sangat bervariasi di setiap daerah. Selain itu, makna yang sama dapat diekspresikan dalam banyak kata yang berbeda. Meskipun model bahasa membutuhkan data lokal untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang berbagai bahasa yang akan diterjemahkan, variasi seperti itu tentunya menimbulkan berbagai hambatan.
Sebagai contoh, di Meksiko, kolam renang disebut “alberca”, namun di Argentina, Paraguay, dan Uruguay disebut “pileta”. Sementara itu, di Kolombia, Bolivia dan Venezuela, kolam renang adalah “piscina”, yang juga digunakan di Brazil namun dengan sedikit perbedaan nada. Dan sementara orang Kolombia mungkin mengatakan “chévere” untuk menyebut sesuatu yang keren, orang Meksiko mengatakan “padre”.
Perbedaan-perbedaan ini merupakan tantangan besar bagi pemahaman dan pembelajaran bahasa AI, tetapi tim kami berhasil mengatasinya dengan membangun model bahasa yang lebih besar, menyempurnakan alat pemrosesan – dan berkolaborasi melintasi batas negara dan zona waktu.
“Kami harus mempertimbangkan bahasa slang lokal dan cara bertutur yang berbeda sebelum mengadaptasi dan menguji model yang sesuai, yang membutuhkan kolaborasi erat antara tim quality assurance (QA) dan tim pengembangan di SRBR,” ujar Mateus Pedroso, Senior Manager and Head of Software Quality Lab, SRBR. “Karena SRBR berlokasi tiga jam lebih cepat dari tim QA di Meksiko dan 12 jam lebih lambat dari tim manajemen di Korea, kami harus membuat kanal dan proses komunikasi baru untuk menyelaraskan hasil dan berbagi info. Kolaborasi multikultural ini menghasilkan banyak sekali ide dan solusi untuk Galaxy AI.”
Mengkomunikasikan Keberhasilan
Filosofi kolaborasi terbuka Samsung menjadi nyata dalam proyek regional ini karena merupakan proses berulang yang memanfaatkan teknologi yang terus berevolusi dalam skala global. Untuk mengatasi hambatan bahasa dan budaya, tim SRBR perlu mengumpulkan dan mengelola data dalam jumlah besar – dengan terus menyempurnakan dan memperbaiki sumber audio dan teks.
Tim ini membagi-bagi area tanggung jawab utama untuk memastikan setiap orang dapat memperoleh manfaat dari keahlian kolektif di seluruh kantor Amerika Latin perusahaan. Tim pengembangan SRBR berperan sebagai stakeholder perantara dari proyek ini, menerima arahan dari kantor pusat Samsung dan mengembangkan pembaruan baru untuk menyempurnakan model AI sekaligus melakukan pengujian untuk berbagai use case.
“Fase pengujian membutuhkan komunikasi dan kolaborasi yang mendalam dengan tim QA untuk mengoptimalkan pengalaman pengguna, dan setiap penyesuaian membutuhkan pengujian dan peninjauan lebih lanjut,” kata Leandro Flores de Moura, Software Development Manager di SiDi. “Keberhasilan kemampuan bahasa pada Galaxy AI dibangun di atas komunikasi dan kolaborasi, yang berperan sama pentingnya seperti keahlian teknis,” tambah Nathan Castro, QA Test Developer di SiDi.
Arah dan Tujuan untuk Budaya
Yang membuat Galaxy AI sangat menarik bagi semua orang yang terlibat adalah fakta bahwa ini bukan sekadar proyek bahasa. Bagi mereka, bahasa adalah panduan budaya yang memberikan wawasan berharga tentang asal-usul dan identitas masyarakat.
“Bagi tim QA SiDi, ini adalah upaya yang akan mengubah dunia dengan memungkinkan berbagai budaya untuk bersatu dan mengatasi kesulitan berkomunikasi dalam bahasa yang berbeda,” tambah Estefanía Castro Suárez, Test Developer di SiDi. “Mengetahui bahwa kami menjadi bagian dari proyek ini membuat kami merasa bangga dan termotivasi.”
“Cara tim SRBR berkolaborasi menunjukkan apa yang ingin dicapai oleh Galaxy AI-membuat dunia menjadi tempat yang lebih kecil dengan berkomunikasi, berbagi, dan berinteraksi dengan orang lain, bahkan dengan mereka yang berbicara dalam bahasa yang berbeda,” pungkas Pedroso. “Kemampuan ini hanya akan berkembang seiring dengan semakin banyaknya bahasa yang digunakan dalam Galaxy AI.”
Untuk hal-hal terkait layanan konsumen, silakan kunjungi samsung.com/id/support.
Untuk informasi media, silakan hubungi seins.com@samsung.com.